Disadur dari Kompas:
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan terapi sel punca (stem cell) untuk pasien Covid-19. Ketua Tim Kelompok Kerja (Pokja) stem cell RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Samekto Wibowo mengatakan penelitian ini merupakan penelitian multicenter stem cell untuk Covid-19.
“Stem cell ini bisa dipakai untuk berbagai jenis penyakit. Di (RSUP) Sardjito yang telah dilakukan terapi untuk Osteoarthritis, yang sedang dalam pengusulan ialah terapi untuk stroke, untuk parkinson, untuk cerebral palsy dan sebagainya,” ujar Samekto Wibowo dalam jumpa pers, Jumat (16/04/2021). Samekto Wibowo menyampaikan penelitian ini merupakan pelayanan berbasis penelitian, sehingga harus melewati tahapan-tahapan yang rumit dan panjang. Pengembangan terapi pasien Covid-19 ini bekerja sama dengan FK-KMK UGM, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta dan RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. “Semua disiplin ada, jadi yang terlibat dalam penelitian ini ada 30-an untuk tim peneliti, dibantu dengan asisten peneliti,” ucapnya.
Rencananya penelitian ini dapat selesai pada September 2021. Harapannya, penelitian ini menunjukkan hasil yang baik dan stem cell dapat diterapkan secara rutin pada pasien Covid-19. “Ya disyukuri ya karena tren pasien Covid menurun, di sisi lain cari sampel penelitian agak susah. Tapi mudah-muhan pelan-pelan ini tercapai, karena ini bersifat multicenter sehingga ada bantuan dari center-center yang lain,” ungkapnya.
Penelitian di luar negeri menunjukkan pasien yang diterapi stem cell kemungkinan pulihnya dari Covid-19 lebih dari dua kali lipat dari pada yang tidak diberikan stem cell.
Sementara itu, Sekretaris Tim Peneliti Stem cell RSUP Dr Sardjito, Rusdy Ghazali Malueka, memaparkan stem cell masuk dalam terapi Covid-19 dari Kemenkes RI yang diberikan kepada pasien kritis, pasien berat dan sedang. Stem cell dapat masuk dalam terapi Covid-19 dari Kemenkes RI, salah satunya karena sudah ada penelitian dari luar negeri. Penelitian di luar negeri menunjukkan pasien yang diterapi stem cell kemungkinan pulihnya dari Covid-19 lebih dari dua kali lipat dari pada yang tidak diberikan stem cell. “Walaupun dalam tahap uji klinis tapi dimasukan dalam standar, hingga saat ini belum ada publikasi penelitian serupa. Sehingga kita perlu melakukan di Indonesia untuk memastikan hasil yang sama bisa direplikasi di populasi kita,” tandasnya. Rusdy Ghazali menuturkan di seluruh dunia penelitian stem cell untuk Covid-19 dari tali pusat total ada 20.
Di Indonesia, ada dua penelitian yakni di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta khusus untuk pasien yang sudah terpasang ventilator. “Khusus untuk pasien yang belum terpasang ventilator itu yang mengerjakan kita. Tujuannya agar tidak sampai pasien harus sampai kondisi kritis, jadi kita ingin memberikan lebih awal, ini penelitian pertama di Indonesia untuk pasien yang belum terpasang ventilator,” ujarnya. Dijelaskannya, stem cell adalah sel induk yang belum berkembang secara spesifik. Stem cell yang digunakan berasal dari tali pusat bayi yang didonorkan. Stem cell yang berasal dari tali pusat ini bagus karena sangat jarang menimbulkan reaksi alergi. Selain itu, efektivitasnya juga bagus dan tidak mengakibatkan kanker. Kemampuan dalam mengontrol peradangan dan memperbaiki kerusakan sel paru ini yang diduga berperan dalam pengobatan stem cell pada pasien covid-19. “Caranya tali pusat dari donor dikembangkan di laboratorium, tinggal diekstraksi diambil stem cell-nya kemudian dikembangkan, dari satu donor bisa dipakai sekian ratus, sekian ribu orang,” sebutnya.
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik FK-KMK UGM dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Pemberian stem cell pada pasien Covid-19 derajat berat di RSUP DrĀ Sardjito telah mendapat izin dari BPOM serta telah masuk dalam standar terapi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan. Injeksi stem cell pertama pada pasien Covid-19 di RSUP Dr. Sardjito dilaksanakan pada 29 Januari 2021. Pasien tersebut berjenis kelamin laki-laki berusia 63 tahun. Pasca-injeksi stem cell tersebut pasien menunjukkan perbaikan yang menggembirakan, dan hasil pemeriksaan rontgen dada (chest x-ray) satu pekan setelahnya menunjukkan perbaikan yang signifikan pada kondisi paru pasien. Stem cell diberikan menggunakan jalur infus intravena (IV) dengan dosis 1 juta sel/kg berat badan. Terapi itu diberikan sebanyak tiga kali dengan rentang tiga hari.
Pasien akan dilakukan pemeriksaan secara lengkap pada hari ke-15 dan hari ke-22 setelah pemberian untuk menilai efektivitas dan keamanan. Pemeriksaan juga dilakukan hari ke-29 hingga hari ke-91 untuk menilai ada tidaknya efek samping jangka panjang. “Dengan adanya layanan sel punca di RSUP Dr. Sardjito, diharapkan dapat membantu penanganan pasien COVID-19 dengan menurunkan angka kematian dan meningkatkan kemampuan fungsi paru bagi penyintas Covid-19,” sebut Rusdy.