Live Webinar “Stem Cell dan Aplikasinya pada COVID-19”
Live Webinar “Stem Cell dan Aplikasinya pada COVID-19” telah sukses diselenggarakan oleh Tim Sel Punca (Stem Cell) FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito pada hari Sabtu, tanggal 21 Agustus 2021 melalui Zoom dan Live Streaming Youtube via Channel Tim Stem Cell FKKMK UGM – RSUP Dr. Sardjito. Webinar ini dihadiri oleh 856 peserta, baik melalui Zoom ataupun Youtube. Peserta terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, apoteker, bidan, dokter gigi, peneliti, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), dr. Ery Kus Dwianingsih Ph.D., Sp.PA(K), kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua Tim Sel Punca RSUP Dr. Sardjito, Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo, P.Far.K., Sp.FK(K), Sp.S(K). Sambutan kedua sekaligus pembukaan webinar secara resmi dilakukan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. Setelah kedua sambutan tersebut, MC menyerahkan jalannya acara ke Moderator, yakni dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K). Sebelum memulai setiap sesi materi, Moderator memperkenalkan data diri masing-masing pembicara. Webinar ini diisi oleh tiga orang pembicara, yakni dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D,. Sp.S(K), Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K), dan dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD-KP, FINASIM. Berikut ini adalah rangkuman materi yang diberikan oleh masing-masing pembicara.
[su_expand]
Sesi #1: “Pengenalan Stem Cell, Sekretom, dan Eksosom”
Oleh dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D., Sp.S(K)
- Sel punca (stem cell) adalah jenis sel yang tidak/belum terspesialisasi dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel spesifik serta memiliki kemampuan self-renewal
- Ada berbagai jenis stem cell berdasarkan kemampuan diferensiasinya:
- Totipotent – stem cell tertinggi, memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh jenis sel (mis. blastomere)
- Pluripotent – stem cell yang juga memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal ektoderm, mesoderm, dan endoderm (mis. embryonic stem cell)
- Multipotent – stem cell yang lebih spesifik dari pluripotent stem cell, namun kemampuan diferensiasinya tidak seluas totipotent ataupun pluripotent (mis. mesenchymal, hematopoietic, dan neural stem cell)
- Unipotent – stem cell tingkat terendah dan paling spesifik, hanya dapat berkembang menjadi sel tertentu
- Stem cell berjenis multipotent dipilih sebagai terapi mengingat potensi berkembangnya kanker pada jenis totipotent dan pluripotent cukup tinggi
- Stem cell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti sel otak, pulpa dentis, kulit, sumsum tulang, sel lemak, struktur di luar fetus, dan folikel rambut
- Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi dua jenis: autologus (dari tubuh pasien sendiri), dan allogenic (dari donor)
- Stem cell memiliki berbagai kemampuan, seperti
- aktivitas parakrin, dimana stem cell mengeluarkan protein-protein yang berfungsi baik seperti meregulasi sistem imunitas, bersifat antioksidan, dan melawan apoptosis,
- cell replacement, dimana stem cell berdiferensiasi menjadi sel dewasa di tujuan untuk menggantikan sel-sel tujuan, dan
- lain-lain, seperti cell-cell contact, dan mitochondrial transfer
- Dengan adanya berbagai fungsi tersebut, stem cell berguna untuk pengobatan berbagai penyakit dengan pendekatan regeneratif berbasis sel. Prinsip terapi stem cell adalah melakukan transplantasi sel pada organ yang rusak dengan tujuan menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit atau cedera dan mendapatkan sel-sel baru yang sehat.
- Contoh penyakit yang telah/sedang diteliti terapinya menggunakan stem cell adalah sebagai berikut
- kelainan hati,
- diabetes,
- penyakit paru,
- infark miokard,
- kelainan vaskuler,
- kelainan kulit dan luka,
- kelainan mata,
- kelainan sistem saraf,
- cedera tulang belakang, dan
- osteoarthritis
- Sekretom dan eksosom sendiri merupakan produk dihasilkan stem cell. Eksosom adalah vesicle (sejenis kontainer dalam tingkat sel) berisi enzim dan protein yang dihasilkan oleh stem cell itu sendiri, sedangkan sekretom merupakan semua produk stem cell yang meliputi eksosom dan faktor-faktor terlarut seperti protein, faktor pertumbuhan, kemokin, dan sitokin.
- Terapi stem cell, sekretom, dan eksosom memiliki efek yang mirip. Akan tetapi, hanya terapi stem cell yang bisa memberikan efek cell-replacement karena pada terapi stem cell yang dimasukkan adalah sel punca, sedangkan terapi sekretom dan eksosom hanya memasukkan produk sel tanpa memasukkan sel punca.
- Di RSUP Dr. Sardjito, ada beberapa penelitian stem cell yang sedang/telah dikembangkan, antara lain
- stem cell pada peripheral artery disease,
- stem cell pada cerebral palsy,
- stem cell pada defek tulang
- stem cell serta perancah medula spinalis pada spinal cord injury di hewan coba
- stem cell pada spinal cord injury,
- stem cell pada osteoarthritis, dan
- stem cell pada COVID-19 derajat berat
[/su_expand]
[su_expand]
Sesi #2: “Uji Klinis Aplikasi Stem Cell dan Sekretom pada COVID-19″
Oleh Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K)
- Paling tidak hingga saat ini sudah ada 58 uji klinis terkait aplikasi stem cell pada COVID-19 serta 4 studi terkait sekretom pada COVID-19 yang terdaftar di laman ClinicalTrials.gov di seluruh dunia
- Dalam berbagai penelitian tersebut, disebutkan bahwa stem cell dapat memperbaiki kondisi klinis pasien COVID-19 bahkan pada derajat berat dan kritis dan tidak menimbulkan efek samping
- Pada kasus ARDS terkait COVID-19, mesenchymal stem cell berperan dalam mengubah peran sel T-helper 2 menjadi agen anti-inflamasi, sehingga membantu melawan cytokine storm yang terjadi pada pasien COVID-19 derajat berat
- Potensi sekretom pada COVID-19 meliputi modulasi sistem imunitas untuk mengurangi peradangan, meningkatkan VEGF TGF-beta untuk memperbaiki pembuluh darah, serta meningkatkan IGF-1 untuk melawan apoptosis sel
- Di Indonesia telah dilakukan uji klinis acak terkontrol stem cell pada COVID-19 derajat kritis di 4 RS rujukan COVID-19, yakni RSUPN Cipto Mangunkusumo, RS Universitas Indonesia , RSUP Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso, menggunakan 40 subjek yang terbagi pada 20 subjek kelompok perlakuan (stem cell) dan 20 subjek kelompok kontrol (placebo)
- Studi menggunakan sistem double-blinded, sehingga peneliti tidak mengetahui subjek mana yang diterapi stem cell ataupun placebo
- Semua subjek merupakan pasien COVID-19 derajat kritis yang tidak respon terhadap terapi suportif
- Subjek pada kelompok kontrol mendapatkan umbilical cord mesenchymal stem cell (UC-MSC)
- Luaran utama yang dinilai adalah angka mortalitas dan lama penggunaan ventilator
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang diterapi dengan UC-MSC menunjukkan survival rate 2,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan subjek pada kelompok kontrol yang diterapi dengan placebo. Bahkan, jika dianalisis pada pasien dengan minimal 1 komorbid makan perbandingan survival rate meningkat menjadi 4,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan subjek pada kelompok kontrol
- Tidak didapatkan efek samping mayor yang terjadi akibat pemberian UC-MSC pada pasien di kelompok perlakuan
- Artikel penelitian tersebut dapat diakses di jurnal Stem Cell Translational Medicine Journal (SCTM)
- Ada pula uji klinis sekretom mesenchymal stem cell pada COVID-19 derajat berat yang sedang dilakukan di Indonesia
[/su_expand]
[su_expand]
Sesi #3: “Aplikasi Stem Cell pada Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit: Panduan Terkini dan Pengalaman di Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta”
Oleh dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD-KP, FINASIM
- COVID-19 memiliki beberapa mekanisme patofisiologi sebagai berikut:
- Efek sitotoksik langsung ke sel-sel dengan reseptor ACE2
- Disregulasi sistem RAAS yang menyebabkan cedera jaringan, peradangan, konstriksi pembuluh darah, dan kebocoran vaskuler
- Kerusakan sel endotel dan kelainan pembekuan darah
- Disregulasi sistem imun yang mengakibatkan sindrom pelepasan sitokin
- Pada mayoritas pasien, terjadi respon imun tubuh yang fisiologis dimana COVID-19 hanya bermanifestasi sebagai gejala ringan dan infeksi dapat dieliminasi dengan efektif. Akan tetapi, pada sebagaian orang infeksi COVID-19 menyebabkan respon imun patologis dimana terjadi cytokine storm yang mengakibatkan gagal multiorgan
- Dalam kasus COVID-19, mesenchymal stem cell memiliki berbagai peran sebagai berikut:
- Imunomodulator
- Antiinflamasi
- Memicu regenerasi dan perbaikan jaringan
- Antibakteri
- Antifibrotik
- Menginduksi neovaskularisasi serta diferensiasi dan proliferasi
- Stem cell saat ini telah masuk dalam pedoman tatalaksana COVID-19 yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa stem cell merupakan terapi adjuvan (tambahan), bukan pengganti terapi utama COVID-19
- Pada beberapa pasien COVID-19 non-penelitian yang diterapi dengan stem cell di RSUP Dr. Sardjito, setelah pemberian stem cell pasien menunjukkan respon yang baik dengan perbaikan evaluasi rontgen paru dan parameter klinis
[/su_expand]
Setelah sesi materi, Moderator memberi waktu diskusi kepada para pembicara untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para peserta. Setelah sesi diskusi berakhir, Moderator menutup acara secara resmi.
Webinar ini masih dapat disaksikan di Channel Tim Stem Cell FKKMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito atau bisa klik disini.
Dengan suksesnya penyelenggaraan Live Webinar ini, segenap panitia dan pengurus Tim Sel Punca (Stem Cell) FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito mengucapkan terima kasih atas antusiasme peserta. Semoga kami dapat menyelenggarakan acara serupa di lain kesempatan.