Stroke adalah suatu sindroma yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab vaskuler. Definisi ini mencakup stroke akibat infark otak (stroke iskemik), perdarahan intraserebral non traumatik, perdarahan intraventrikuler dan beberapa kasus perdarahan subarachnoid.
Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per 1000 penduduk. Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per 1000 penduduk. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9‰), DI Yogyakarta (16,9‰), Sulawesi Tengah (16,6‰), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per 1000 penduduk.
Menurut data Riskesdas Depkes RI pada tahun 2007 yang melakukan survey pada pada 987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33 propinsi dan mendapatkan bahwa penyebab kematian utama untuk semua usia adalah stroke (15,4%), Tuberkulosis (7,5%), hipertensi (6,8%). Stroke iskemik memiliki presentase paling besar yaitu sebesar 80%.
Transplantasi sel punca bertujuan untuk mengganti kerusakan sel-sel dalam jaringan saraf yang mengalami kerusakan.
Tujuan utama dari terapi stroke iskemik akut adalah menyelamatkan area hipovolemi pada iskemik penumbra. Area oligemia bisa diselamatkan dengan menghambat beratnya iskemik injuri (neuronal protection) dan menurunkan durasi iskemik (memperbaiki aliran darah pada daerah yang iskemik). Namun demikian hingga saat ini kemampuan otak untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi masih minimal. Hal ini tidak terlepas dari terbatasnya kemampuan neuroplastisitas otak.
Transplantasi sel punca bertujuan untuk mengganti kerusakan sel-sel dalam jaringan saraf yang mengalami kerusakan. Sejumlah penyakit degeneratif seperti stroke, Alzheimer, Parkinson serta kerusakan jaringan lain yang irreversibel, akan diganti dengan sel-sel baru tersebut sehingga diharapkan akan berfungsi optimal kembali.