Cedera medulla spinalis akut yang disebabkan oleh trauma mengakibatkan perubahan, baik sementara atau permanen, pada fungsi motorik, sensorik, ataupun autonom dari penderita. Pada banyak kasus, defisit neurologis yang diderita bersifat permanen dan mengakibatkan kecacatan. Tujuan tata laksana pada kasus cedera medulla spinalis adalah untuk menjaga keselarasan dan stabilitas tulang belakang, dan mencapai fungsi keluaran klinis yang optimal.
Transplantasi sel punca mesenkimal setelah cedera terjadi pada lokasi cedera medulla spinalis meningkatkan regenerasi jaringan dan perbaikan secara fungsional.
Sel punca mesenkimal yang dapat didapat dari darah, jaringan adipose, dan jaringan ikat merupakan sumber utama terapi sel dikarenakan kemampuan sel tersebut dalam diferensiasi menjadi beberapa tipe sel. Sel tersebut dapat secara mudah berkembang secara in vitro dengan stabilitas genetic tinggi yang memiliki sifat imunomodulator, non-teratogen, dan multi potensial. Sel punca mesenkimal dapat menjaga kapasitas regenerasi, meningkatkan transmisi sinaptik, dan memperbaiki pola neuronal. Kemampuan sel punca mesenkimal tresebut yang menjadikan sel punca mesenkimal menjadi kandidat utama pada beberapa aplikasi tata laksana kasus terutama pada kasus trauma yang melibatkan medulla spinalis.
Pada kasus cedera medulla spinalis, tata laksana menggunakan sel punca mesenkimal diharapkan dapat menurunkan laju kematian sel dengan memodifikasi lingkungan sekitar dimana sel punca diberikan. Transplantasi sel punca mesenkimal setelah cedera terjadi pada lokasi cedera medulla spinalis meningkatkan regenerasi jaringan dan perbaikan secara fungsional. Hal tersebut juga berpengaruh pada pengurangan rasa nyeri neuropatik yang timbul diakibatkan oleh cedera medulla spinalis.