Luka bakar adalah satu masalah yang sering dibahas dalam dunia kedokteran. Luka bakar, walaupun sudah ditangani dengan baik, umumnya akan menyisakan bekas luka yang signifikan pada pasien. Bekas luka bakar terutama pada daerah tubuh yang nampak dapat menyebabkan self image dari pasien menjadi buruk sehingga menyebabkan pasien tidak percaya diri untuk melakukan sosialisasi dan membina hubungan sosial, mengurangi kualitas hidup pasien, dan berisiko menyebabkan gangguan jiwa seperti depresi dan gangguan cemas. (1) Akan tetapi, saat ini telah banyak dikembangkan terapi baru yang dapat memperbaiki tampilan kulit pada luka bakar, salah satunya dengan terapi sel punca/stem cell.
Sel punca memiliki potensi untuk membuat “kulit baru” bagi pasien yang menderita luka bakar, terutama pada derajat luka bakar berat. Para peneliti telah dapat melakukan duplikasi dari sel-sel embrio yang dapat digunakan untuk pembentukan kulit. Hal ini dapat digunakan sembari pasien menunggu pembuatan graft dari kulitnya sendiri untuk menutupi luka bakar pada kulit. Studi pada tikus menunjukkan bahwa penggunaan sel punca embrionik dapat dilakukan menggunakan keratinosit. Keratinosit adalah tipe sel paling umum yang ditemukan di kulit. Sel punca yang dikultur dari keratinosit kemudian ditumbuhkan pada punggung tikus coba dan kemudian menghasilkan hasil pertumbuhan yang baik. (2)
Secara umum pasien dengan luka bakar dirawat dengan skin graft autolog. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi kulit sehat dari bagian lain dari tubuh, untuk kemudian dilakukan pemasangan di kulit yang mengalami luka bakar. Terdapat jeda waktu selama tiga minggu sebelum skin graft dapat dipanen dari kulit yang sehat. (2) Peneliti kemudian melakukan berbagai prosedur untuk mengkultur sel punca pada medium khusus yang dapat menyebabkan sel punca berubah menjadi sel kulit. Kultur sel punca ini kemudian dimanipulasi sehingga dapat tumbuh menjadi sel epidermal yang kemudian dapat berubah menjadi sel kulit. (2)
Namun apakah studi ini dapat diaplikasikan pada manusia? Hal ini harus menunggu hasil uji klinis lebih lanjut. Saat ini, teknologi ini telah diaplikasikan pada manusia pada tahap penelitian. Kelemahan dari penggunaan sel punca pada pasien luka bakar adalah adanya efek samping yang membuat terapi ini tidak dapat diaplikasikan pada semua pasien. Selain itu, terapi sel punca pada pasien luka bakar juga bersifat sementara sebelum nantinya diberikan skin graft permanen. Terlepas dari itu, penggunaan sel punca pada skin graft ini memiliki potensi yang luar biasa karena dapat dikultur dan digandakan dengan mudah di laboratorium. Penggunaan sel punca pada pasien luka bakar juga dapat menjadi alternatif dari skin graft autolog yang membutuhkan waktu tiga minggu sebelum dapat digunakan. Pada akhirnya, terapi sel punca memiliki potensi yang baik pada kasus luka bakar.
Daftar Pustaka
- Schaefer TJ, Szymanski KD. Burn Evaluation And Management [Internet]. StatPearls. 2022. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28613492
- Nicswell. Skin Grafts From Stem Cells [Internet]. Genetics and Stem Cells. 2021 [cited 2022 Oct 3]. Available from: https://www.nicswell.co.uk/health-news/skin-grafts-from-stem-cells#