Webinar Awam “Perkenalan Stem Cell dan Manfaatnya pada Cidera Saraf Tulang Belakang dan Radang Sendi”
Tim Sel Punca FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito Webinar kembali berpartisipasi pada Webinar Awam “Perkenalan Stem Cell dan Manfaatnya pada Cidera Saraf Tulang Belakang dan Radang Sendi” yang diadakan pada hari Sabtu, 5 Maret 2022 melalui aplikasi Zoom Meeting. Acara ini diselenggarakan oleh Rejaselindo bekerja sama dengan ReGeniC dan Kalbe Farma. Webinar Awam ini terbuka untuk segala kalangan, baik sejawat medis ataupun awam yang ingin mencari informasi mengenai manfaat sel punca pada cidera saraf tulang belakang dan radang sendi.
Webinar Awam ini dimulai dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), Putri, kemudian dilanjutkan sambutan dan opening speech oleh Ketua Perhimpunan Dokter Seminat (PDS) Rekayasa Jaringan dan Terapi Sel Indonesia (Rejaselindo) dr. Bintang Soetjahjo, Sp.OT(K).
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi presentasi yang dibawakan oleh masing-masing speaker. Webinar ini diisi oleh beberapa pakar sel punca, yakni dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D,. Sp.S(K), dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K), dr. Zikrina Abyanti Lanodiyu, Sp.OT, dan dr. Sandy Qlintang. Berikut ini adalah rangkuman materi yang diberikan oleh masing-masing pembicara.
[su_expand]
Sesi #1: “Pengenalan Stem Cell (Sel Punca), Sekretom, dan Eksosom”
Oleh dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D., Sp.S(K)
- Sel punca (stem cell) adalah jenis sel yang tidak/belum terspesialisasi dan memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel spesifik serta memiliki kemampuan self-renewal
- Ada berbagai jenis stem cell berdasarkan kemampuan diferensiasinya:
- Totipotent – stem cell tertinggi, memiliki kemampuan berkembang menjadi seluruh jenis sel (mis. blastomere)
- Pluripotent – stem cell yang juga memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal ektoderm, mesoderm, dan endoderm (mis. embryonic stem cell)
- Multipotent – stem cell yang lebih spesifik dari pluripotent stem cell, namun kemampuan diferensiasinya tidak seluas totipotent ataupun pluripotent (mis. mesenchymal, hematopoietic, dan neural stem cell)
- Unipotent – stem cell tingkat terendah dan paling spesifik, hanya dapat berkembang menjadi sel tertentu
- Stem cell berjenis multipotent dipilih sebagai terapi mengingat potensi berkembangnya kanker pada jenis totipotent dan pluripotent cukup tinggi
- Stem cell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti sel otak, pulpa dentis, kulit, sumsum tulang, sel lemak, struktur di luar fetus, dan folikel rambut
- Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi dua jenis: autologus (dari tubuh pasien sendiri), dan allogenic (dari donor)
- Stem cell memiliki berbagai kemampuan, seperti
- aktivitas parakrin, dimana stem cell mengeluarkan protein-protein yang berfungsi baik seperti meregulasi sistem imunitas, bersifat antioksidan, dan melawan apoptosis,
- cell replacement, dimana stem cell berdiferensiasi menjadi sel dewasa di tujuan untuk menggantikan sel-sel tujuan, dan
- lain-lain, seperti cell-cell contact, dan mitochondrial transfer
- Dengan adanya berbagai fungsi tersebut, stem cell berguna untuk pengobatan berbagai penyakit dengan pendekatan regeneratif berbasis sel. Prinsip terapi stem cell adalah melakukan transplantasi sel pada organ yang rusak dengan tujuan menggantikan sel-sel yang rusak akibat penyakit atau cedera dan mendapatkan sel-sel baru yang sehat.
- Contoh penyakit yang telah/sedang diteliti terapinya menggunakan stem cell adalah sebagai berikut
- kelainan hati,
- diabetes,
- penyakit paru,
- infark miokard,
- kelainan vaskuler,
- kelainan kulit dan luka,
- kelainan mata,
- kelainan sistem saraf,
- cedera tulang belakang, dan
- osteoarthritis
- Sekretom dan eksosom sendiri merupakan produk dihasilkan stem cell. Eksosom adalah vesicle (sejenis kontainer dalam tingkat sel) berisi enzim dan protein yang dihasilkan oleh stem cell itu sendiri, sedangkan sekretom merupakan semua produk stem cell yang meliputi eksosom dan faktor-faktor terlarut seperti protein, faktor pertumbuhan, kemokin, dan sitokin.
- Terapi stem cell, sekretom, dan eksosom memiliki efek yang mirip. Akan tetapi, hanya terapi stem cell yang bisa memberikan efek cell-replacement karena pada terapi stem cell yang dimasukkan adalah sel punca, sedangkan terapi sekretom dan eksosom hanya memasukkan produk sel tanpa memasukkan sel punca.
- Di RSUP Dr. Sardjito, ada beberapa penelitian stem cell yang sedang/telah dikembangkan, antara lain
- stem cell pada peripheral artery disease,
- stem cell pada cerebral palsy,
- stem cell pada AML,
- stem cell pada SLE,
- stem cell pada defek tulang,
- stem cell serta perancah medula spinalis pada spinal cord injury di hewan coba
- stem cell pada spinal cord injury,
- stem cell pada osteoarthritis, dan
- stem cell pada COVID-19 derajat berat
[/su_expand]
[su_expand]
Sesi #2: “Perkenalan Stem Cell dan Manfaatnya pada Radang Sendi Osteoarthritis Lutut”
Oleh dr. Zikrina Abyanti Lanodiyu, Sp.OT
- Osteoarthritis (OA) adalah kondisi degeneratif yang menyerang tulang dan sendi dan menyebabkan nyeri kronis yang berdampak pada kualitas hidup sehari-hari
- Risiko OA meningkat pada usia tua, kondisi obesitas, riwayat cidera sendi, hingga bawaan/genetik. Laki-laki ataupun perempuan memiliki risiko OA yang sama besarnya
- Nyeri pada OA disebabkan karena rusaknya jaringan lunak dan sendi. Selain nyeri, timbul pula bengkak, berkurangnya pergerakan sendi, kelemahan otot, hingga perubahan bentuk sendi.
- Sel punca memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel-sel baru, sehingga dapat digunakan dalam terapi regenerasi termasuk pada OA
- Peran sel punca dalam OA diantaranya:
- Modulasi sistem imun
- Pembentukan sel-sel tulang rawan baru
- Stimulasi sel-sel pada tubuh pasien untuk regenerasi
- Tujuan terapi sel punca pada OA diantaranya:
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi peradangan
- Memperlambat atau mencegah progresivitas (bertambahnya keparahan) penyakit
- Regenerasi atau pergantian jaringan sendi
- Mengurangi kebutuhan operasi pergantian sendi
- Terapi sel punca pada OA telah diadakan di RSUP Dr. Sardjto dengan basis penelitian
- Terapi sel punca di RSUP Dr. Sardjito dilakukan dengan bantuan USG, dalam kondisi steril, dan dilakukan langsung secara profesional oleh dokter spesialis bedah tulang/orthopedi
- Sejauh ini, dari beberapa pasien yang telah dilakukan terapi sel punca, 80% pasien merasakan penurunan nyeri dan peningkatan fungsi sendi lutut secara signifikan tanpa adanya efek samping hingga evaluasi pada 12 bulan pascaterapi sel punca
[/su_expand]
[su_expand]
Sesi #3: “Stem Cell sebagai Harapan pada Terapi Cedera Medula Spinalis: Pengenalan dan Pengalaman Kami”
Oleh dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K)
- Cedera medulla spinalis hingga saat ini dikenal sebagai penyakit dengan pilihan terapi yang terbatas dan sebagian besar bersifat paliatif, namun kemajuan teknologi kedokteran belakangan ini memberikan harapan untuk hasil terapi yang lebih baik
- Cedera medulla spinalis menyebabkan kerusakan jaringan saraf dan hilangnya fungsi saraf tulang belakang. Pasien dengan cedera medulla spinalis seringkali mengalami disabilitas berat
- Hingga saat ini, belum ada modalitas terapi yang mampu mengembalikan kehidupan penderita kembali ke kondisi normal sebelum cedera
- Potensi sel punca pada kasus cedera medulla spinalis diantaranya:
- Penggantian oligodendrosit dan neuron (sel saraf baru) oleh sel punca
- Remielinasi (pembentukan selubung saraf baru) pada akson yang tidak digunakan serta pemulihan sirkuit saraf oleh sinaps baru
- Merangsang lingkungan di sekitar daerah cedera untuk mendukung penyembuhan dan regenerasi
- Memotong jalur patologis yang menghalang kesembuhan
- Sel punca multipoten alogenik dipilih karena tidak melanggar kaidah etis, risiko pembelahan yang tidak terkendali (uncontrolled proliferation) yang lebih rendah, dan waktu tunggu terapi yang lebih singkat, walau ada kemungkinan rejeksi dari tubuh penerima
- Terapi sel punca pada cedera medulla spinalis saat ini sudah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito
- Dari 3 pasien dengan kelumpuhan total yang sudah diberikan terapi sel punca otologus, didapatkan perbaikan refleks, perbaikan nyeri, perbaikan fungsi seksual, penambahan diameter otot kaki, dan peningkatan kemandirian pasien
- Dari 3 pasien dengan kelumpuhan total yang diberikan terapi sel punca alogenik, sementara ini ada perbaikan nyeri, perbaikan fungsi seksual, dan peningkatan kemandirian pasien
- Terapi sel punca tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus tetap ditunjang dengan terapi mekanik seperti fisioterapi dan juga keinginan pasien untuk sembuh
- Kesimpulan: Untuk saat ini sel punca merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan fungsi motorik, namun tetap harus dikombinasi dengan protokol operasi dan rehabilitasi medik
[/su_expand]
[su_expand]
Sesi #4: “Produksi Stem Cell Berkualitas dan Terstandar”
Oleh dr. Sandy Qlintang
- Kualitas sel punca mencakup keamanan dan efektivitas sel punca
- Sel punca dari embrio dan hewan sangat berbahaya karena selain melanggar prinsip etik, moral, dan agama, juga berisiko menyebabkan kanker ataupun penularan penyakit hewan ke manusia
- Kualitas sel punca harus dirancang sejak pembangunan fasilitas produksi sel punca karena adanya risiko kontaminasi dari bakteri, material, hingga bahan produksi
- Proses produksi sel punca dari tali pusat:
- Isolasi tali pusat
- Pembuatan bank sel hingga penyimpanan dalam suhu -180C
- Persiapan sel sel punca dari suhu minus hingga siap diberikan
- Implantasi sel punca
- Tantangan produksi sel punca meliputi kontaminasi dari bakteri dan virus, sehingga monitoring kualitas sel punca harus dilakukan 24/7
- Beberapa bahan yang tidak boleh digunakan pada sel punca karena dapat menyebabkan alergi hingga penggumpalan sel yang berbahaya bagi pasien:
- Phenol red: indikator perkembangbiakan sel punca, namun merupakan bahan toksik
- Antibiotik, untuk menghindari reaksi alergi. Oleh karena itu, sel punca harus disiapkan dalam kondisi steril
- Faktor pertumbuhan
- DMSO (cryoprotectant)
- Atribut kualitas juga melihat profil calon donor sel punca seperti bebas dari risiko penyakit menular, riwayat xenotransplantasi, hingga riwayat bepergian ke daerah endemik suatu penyakit
[/su_expand]
Tim Sel Punca (Stem Cell) FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito mengucapkan terima kasih atas antusiasme peserta. Semoga kami dapat berpartisipasi dalam acara-acara serupa di lain kesempatan.