Dalam dunia medis, terapi-terapi baru tidak berhenti dikembangkan oleh peneliti. Hal pertama yang dilakukan para peneliti sebelum merekomendasikan sebuah terapi baru adalah mengukur rentang toksik dan terapetik terapi dan mencari efek samping yang dapat muncul dari terapi tersebut. Baru-baru ini banyak sekali terapi baru yang beredar, salah satunya adalah terapi berbasis sel seperti sel punca/stem cell. (1)
Sel punca diharapakan dapat menjadi terapi yang efektif terutama untuk kondisi medis yang memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi dan sulit diobati oleh modalitas terapi yang telah ada saat ini. Sel punca seringkali dianggap sebagai terapi ‘ajaib’ yang memiliki potensi untuk mengobati berbagai penyakit yang sebelumnya hanya memiliki sedikit pilihan terapi. Sel punca adalah sejenis sel yang dapat berkembang menjadi berbagai sel dewasa seperti sel saraf, sel tulang, dan lain sebagainya. Sel punca memiliki berbagai efek yang dapat memperbaiki, mengganti, atau meregenerasi jaringan yang telah rusak. (2) Salah satu terapi sel punca yang banyak digunakan saat ini adalah terapi SC mesenkimal. SC mesenkimal memiliki sifat multipotent sehingga dapat digunakan untuk terapi pada berbagai jaringan. SC mesenkimal dapat beradal dari berbagai sumber seperti sumsum tulang, darah dari tali pusat, dan lemak. (2)
Akan tetapi, baru-baru ini badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau Food And Drug Association (FDA) mengingatkan beberapa jenis terapi sel punca yang dapat berbahaya, terutama terapi sel punca yang belum mendapat persetujuan FDA atau badan pengawas obat setempat, yang mana dapat berisiko pada pasien yang mendapatkan terapi tersebut. Beberapa reaksi yang dapat muncul adalah reaksi pada lokasi terapi hingga risiko perkembangan sel menjadi sel yang tidak diinginkan seperti tumor/kanker. FDA mengingatkan untuk selalu berhati-hati pada setiap terapi sel punca yang akan diterima oleh pasien. Pasien harus memastikan bahwa terapi sel punca yang diterima adalah terapi yang telah disetujui oleh FDA atau badan pengawas obat setempat. (2)
Lalu bagaimana menyikapi risiko/efek samping pada terapi sel punca? Pertama, seperti halnya pada setiap terapi medis lainnya, kita harus memahami bahwa risiko/efek samping terapi sel punca pasti akan selalu ada. Walaupun begitu, kita bisa meminimalkan risiko tersebut dengan memastikan keamanan terapi sel punca yang akan diberikan, salah satunya dengan memilih terapi yang telah mendapat persetujuan oleh badan pengawas obat nasional. Terapi sel punca yang sedang dikembangkan di FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito sendiri telah mendapatkan izin dan persetujuan BPOM karena menggunakan jenis sel mesenkimal yang efek sampingnya cukup rendah dan dengan asal tali sel pusat yang sesuai dengan peraturan etik yang berlaku di Indonesia. Terakhir, keputusan pengambilan suatu terapi pada akhirnya akan kembali ke pasien dan keluarga. Pastikan Anda sudah mendapat penjelasan/edukasi yang lengkap dari dokter sebelum Anda memutuskan untuk menyetujui dilakukannya terapi sel punca pada pasien.
Daftar Pustaka
- Hatzistergos KE, Blum A, Ince TA, Grichnik JM, Hare JM. What Is the Oncologic Risk of Stem Cell Treatment for Heart Disease? Circ Res [Internet]. 2011 May 27;108(11):1300–3. Available from: https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCRESAHA.111.246611
- FDA. FDA Warns About Stem Cell Therapies [Internet]. Consumer Updates. 2021 [cited 2022 Oct 3]. Available from: https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/fda-warns-about-stem-cell-therapies