Stroke masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, terutama pada negara berkembang. Stroke dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang berat, dan dapat membebani anggaran kesehatan berbagai negara di dunia. Stroke dibagi menjadi dua tipe yaitu stroke iskemik dan stroke pendarahan. Stroke iskemik menyusun mayoritas stroke, sekitar 80% dari seluruh stroke adalah stroke iskemik. (1)
Tatalaksana pada stroke utamanya diberikan pada fase akut dari stroke. Beberapa terapi seperti terapi trombolitik telah dikembangkan dan memberikan manfaat yang siginfikan pada pasien stroke. Tatalaksana stroke ditujukan untuk sebanyak mungkin mengurangi defisit neruologis yang muncul. Hal ini sulit dilakukan karena kerusakan neuron pada stroke terjadi secara cepat pada fase akut. Baru-baru ini terapi dengan stem cell (SC) pada stroke merupakan terapi yang digadang-gadang dapat menjadi terapi alternatif pada stroke. Terapi SC pada stroke didasarkan pada beberapa mekanisme seperti pencegahan aptoptosis, perbaikan neuron yang rusak, dan pengurangan respon inflamasi. (1)
Tatalaksana SC pada stroke dimaksudkan untuk memperbaiki neuron yang rusak. SC diharapkan dapat mengalami inkorporasi pada otak dan menggantikan jaringan saraf yang rusak. Pada fase akut terapi dengan SC dapat menurunkan ukuran lesi dari stroke dan menghambat terjadinya apoptosis lebih lanjut. Terapi SC pada stroke dapat menyebabkan terjadinya efek imunomodulator dan proteksi sel saraf yang dapat menurunkan respon imun dan respon inflamasi. Pada akhirnya semua mekanisme di atas dapat memberikan dampak yang signifikan pada pasien stroke. (1)
Jenis SC yang digunakan pada tatalaksana stroke salah satunya adalah Neural Stem Cell (NSC). NSC adalah subtype dari SC pada pasien dewasa yang biasanya ditemukan pada otak dari mamalia dewasa dan mamalia fetus. NSC dapat mengalami diferensiasi menjadi sistem saraf pusat seperti neuron, astrosit, dan oligodendrosit. Secara umum aplikasi NSC pada stroke memiliki hambatan, terutama dari segi klinis. NSC sulit didapatkan, dan sumbernya belum dapat ditentukan. NSC dapat dipisahkan dari otak orang dewasa sebagai sebuah neurosphere dan kemudian dibentuklah nueronm dalam kondisi in vitro. Tatalasksana NSC pada stroke yang dilakukan secara intravena atau intraparenkimal dapat memperbaiki fungsi dari otak pada model tikus. (1)
Jenis SC lain juga dapat digunakan pada pasien dengan stroke. Salah satunya adalah Hematopoietic Stem Cells (HSC). HSC dapat berdiferensiasi menjadi tulang lunak, lemak, tulang dan otot. Beberapa studi melaporkan kemampuan sel ini untuk berubah menjadi sel neuron pada kondisi in vitro dan in vivo. HSC mudah didapat dari sumsum tulang, sehingga pengunaanya dapat dilakukan pada pasien stroke. Pada model tikus, transplantasi HSC melalui jalur intravena, intra-arterial, dan intracerebral dapat memperbaiki fungsi otak. Selain itu HSC juga dapat menyebabaknn efek imunomodulator yang juga dapat bermanfaat pada pasien stroke. (1)
Selain MSC juga terdapat Menstrual Blood Stem Cells atau MenSC. MenSC ddapatkan dari darah mensturasi yang kemudian dikembangkan dan memiliki sifat multipotent secara in vitro. Bukti-bukti perbaikan fungsional pada MenSC pada pasien stroke ini telah dikonfirmasi apda model hewan. (1)
Secara garis besar riset mengenai SC telah berlangsung selama empat dekade. Selama empat dekade tersebut telah muncul berbagai studi yang mengkonfirmasi keamanan dan efikasi dari SC pada stroke. Namun terapi SC pada stroke ini hanya bertahan pada studi eksperimental. Studi klinis terbaru mengkonfirmasi keamanan dari terapi SC, sedangkan untuk efikasinya masih menjadi pertanyaan. SC dapat menjadi salah satu alternatif untuk terapi stroke di masa depan. (2)
Daftar Pustaka
- Meamar R, Dehghani L, Ghasemi M, Khorvash F, Shaygannejad V. Stem cell therapy in stroke: a review literature. Int J Prev Med [Internet]. 2013 May;4(Suppl 2):S139-46. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23776716
- Borlongan C V. Concise Review: Stem Cell Therapy for Stroke Patients: Are We There Yet? Stem Cells Transl Med [Internet]. 2019 Sep 1;8(9):983–8. Available from: https://academic.oup.com/stcltm/article/8/9/983/6403776