Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang dapat terjadi pada usia dewasa maupun anak-anak. Disebut penyakit autoimun karena mekanisme penyakit ini adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Hal ini menyebabkan berbagai gejala hingga kerusakan organ seperti jantung, paru, otak, ginjal, dan kulit. Kerusakan organ ini dalam jangka panjang berisiko menimbulkan komplikasi yang serius bagi penderita.
Pada anak, sebagian besar gejala SLE muncul sejak saat anak berusia remaja (sekitar usia 12 tahun) dan jarang terjadi pada usia di bawah 5 tahun[1]. SLE sendiri lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki, dan lebih sering ditemui pada ras Afrika-Amerika, Hispanik, dan Asia. Penyebab SLE sendiri masih belum diketahui, namun disinyalir ada keterkaitan faktor genetik yang menyebabkan overaktivitas sistem kekebalan tubuh. Baca lebih lanjut tentang gejala SLE pada anak di posting IDAI berikut ini.
Webinar Awam “Perkenalan Stem Cell dan Manfaatnya pada Cidera Saraf Tulang Belakang dan Radang Sendi”
Tim Sel Punca FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito Webinar kembali berpartisipasi pada Webinar Awam “Perkenalan Stem Cell dan Manfaatnya pada Cidera Saraf Tulang Belakang dan Radang Sendi” yang diadakan pada hari Sabtu, 5 Maret 2022 melalui aplikasi Zoom Meeting. Acara ini diselenggarakan oleh Rejaselindo bekerja sama dengan ReGeniC dan Kalbe Farma. Webinar Awam ini terbuka untuk segala kalangan, baik sejawat medis ataupun awam yang ingin mencari informasi mengenai manfaat sel punca pada cidera saraf tulang belakang dan radang sendi.
Salah satu tantangan pengembangan kedokteran regenerasi dan pengembangan sel punca adalah dalam tata laksana penyakit degenerasi. Berdasarkan perjalanan naturalnya, setiap sendi yang diberikan beban pada akhirnya akan mengalami proses degenerasi. Meningkatnya angka harapan hidup dan adanya beban berkepanjangan pada tulang rawan sendi (terutama sendi tumpuan tubuh) mengakibatkan cedera pada tulang rawan sendi pada daerah tersebut diatas. Kerusakan pada tulang rawan ini menimbulkan potensi kerusakan pada sendi yang mendasari proses patologi pada kondisi osteoarthritis (OA). Dikarenakan kondisi naturalnya yang avaskular, cedera tulang rawan pada sendi memiliki kemampuan penyembuhan yang amat rendah.
Live Webinar “Stem Cell dan Aplikasinya pada COVID-19”
Live Webinar “Stem Cell dan Aplikasinya pada COVID-19” telah sukses diselenggarakan oleh Tim Sel Punca (Stem Cell) FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito pada hari Sabtu, tanggal 21 Agustus 2021 melalui Zoom dan Live Streaming Youtube via Channel Tim Stem Cell FKKMK UGM – RSUP Dr. Sardjito. Webinar ini dihadiri oleh 856 peserta, baik melalui Zoom ataupun Youtube. Peserta terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, apoteker, bidan, dokter gigi, peneliti, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC), dr. Ery Kus Dwianingsih Ph.D., Sp.PA(K), kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ketua Tim Sel Punca RSUP Dr. Sardjito, Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo, P.Far.K., Sp.FK(K), Sp.S(K). Sambutan kedua sekaligus pembukaan webinar secara resmi dilakukan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH. Setelah kedua sambutan tersebut, MC menyerahkan jalannya acara ke Moderator, yakni dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K). Sebelum memulai setiap sesi materi, Moderator memperkenalkan data diri masing-masing pembicara. Webinar ini diisi oleh tiga orang pembicara, yakni dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D,. Sp.S(K), Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K), dan dr. Ika Trisnawati, M.Sc., Sp.PD-KP, FINASIM. Berikut ini adalah rangkuman materi yang diberikan oleh masing-masing pembicara.
Tim Sel Punca ( Stem Cell ) FK-KMK UGM / RSUP Dr. Sardjito menyelenggarakan Live Webinar dengan judul
Stem Cell dan Aplikasinya pada COVID-19
🗓️ : Sabtu, 21 Agustus 2021
⏰ : 13.00 – 15.00 WIB
LIVE via Zoom dan Live Streaming Youtube di Channel Tim Stem Cell FK-KMK UGM
Moderator
dr. Yudha Mathan Sakti, Sp.OT(K)
Sesi 1: “Pengenalan Stem Cell, Sekretom dan Eksosom”
dr. Rusdy Ghazali Malueka, Ph.D., Sp.S(K)
Sesi 2: “Uji Klinis Aplikasi Stem Cell dan Sekretom pada COVID-19”
Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K)
Apa itu Covid-19?
Covid-19 (Coronavirus Disease-2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini adalah salah satu dari 7 tipe virus coronavirus yang pernah didokumentasikan sejauh ini. Virus SARS-CoV-2, SARS-CoV, dan MERS-CoV ketiganya masuk ke dalam famili coronavirus beta yang memiliki karakteristik enveloped, positive-sense, dan single-stranded. Ketiga jenis virus ini berbeda dari jenis coronavirus lainnya dimana dapat menyebabkan saluran pernafasan bawah lebih rentan terhadap infeksi yang berujung pada cedera paru akut (acute lung injury/ALI) dan sindrom distres pernafasan akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS).
Disadur dari Tempo:
Terapi sel punca atau stem cell mesenkim asal tali pusat mampu menurunkan tingkat kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat dengan gejala kritis. Penelitian yang dilakukan tim di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan empat rumah sakit yaitu RSCM, RSUP Persahabatan, RSPI Sulianti Saroso, dan RSUI membuktikan efektivitas terapi itu. Dalam acara virtual Temu Media FKUI Peduli Covid-19, Jumat 11 Juni 2021, ketua tim peneliti Ismail Hadisoebroto Dilogo menjelaskan, terapi stem cell itu sangat mungkin dilakukan di rumah sakit lain. Terapi dilakukan melalui infus NaCl yang sudah rutin dan biasa dilakukan di semua fasilitas ICU. “Cukup ikuti saja protokolnya, ini sangat visible,” kata Guru Besar Ortopedi dan Traumatologi FKUI ini. Ismail menjelaskan, penelitiannya dilakukan pada 40 pasien Covid-19 kategori kritis di empat rumah sakit tersebut. Sebanyak 20 pasien mendapatkan terapi standar ditambah terapi sel punca, dan 20 pasien lain hanya mendapatkan terapi standar. “Semua pasien kategori kritis,” tutur dia.
Disadur dari Kompas:
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan terapi sel punca (stem cell) untuk pasien Covid-19. Ketua Tim Kelompok Kerja (Pokja) stem cell RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Samekto Wibowo mengatakan penelitian ini merupakan penelitian multicenter stem cell untuk Covid-19.
“Stem cell ini bisa dipakai untuk berbagai jenis penyakit. Di (RSUP) Sardjito yang telah dilakukan terapi untuk Osteoarthritis, yang sedang dalam pengusulan ialah terapi untuk stroke, untuk parkinson, untuk cerebral palsy dan sebagainya,” ujar Samekto Wibowo dalam jumpa pers, Jumat (16/04/2021). Samekto Wibowo menyampaikan penelitian ini merupakan pelayanan berbasis penelitian, sehingga harus melewati tahapan-tahapan yang rumit dan panjang. Pengembangan terapi pasien Covid-19 ini bekerja sama dengan FK-KMK UGM, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta dan RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. “Semua disiplin ada, jadi yang terlibat dalam penelitian ini ada 30-an untuk tim peneliti, dibantu dengan asisten peneliti,” ucapnya.
Cedera medulla spinalis akut yang disebabkan oleh trauma mengakibatkan perubahan, baik sementara atau permanen, pada fungsi motorik, sensorik, ataupun autonom dari penderita. Pada banyak kasus, defisit neurologis yang diderita bersifat permanen dan mengakibatkan kecacatan. Tujuan tata laksana pada kasus cedera medulla spinalis adalah untuk menjaga keselarasan dan stabilitas tulang belakang, dan mencapai fungsi keluaran klinis yang optimal.
Transplantasi sel punca mesenkimal setelah cedera terjadi pada lokasi cedera medulla spinalis meningkatkan regenerasi jaringan dan perbaikan secara fungsional.